Senin, 05 November 2012

01. 1. ILMU SOSIAL DASAR SEBAGAI SALAH SATU MATA KULIAH DASAR UMUM


A. PENGERTIAN
Untuk menjawab berbagai tantangan dan persoalan dalam kehidupan lahirlah berbagai cabang ilmu pengetahuan.
 
Mengikuti pembagian ilmu pengetahuan seperti tersebut di atas, maka Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Budaya Dasar adalah satuan pengetahuan yang dikembangka sebagai usaha pendidikan.

Ilmu Sosial Dasar adalah pengetahuan yang menelaah masalah-masalah sosial, khususnya yang diwujudkan oleh masyarakat Indonesia dengan menggunakan pengertian-pengertian (fakta, konsep, teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial seperti: sejarah, ekonomi, geografi sosial,sosiologi, antropologi, psykologi
 
B. TUJUAN

1. Memahami dan menyadari adanya kenyataan-kenyataan sosial dan masalah-masalah      sosial yang ada dalam masyarakat.

2.  Peka terhadap masalah-masalah sosial dan tanggap untuk ikut serta dalam           usaha-usaha menanggulanginya.


C. ILMU SOSIAL DASAR DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Ilmu Sosial Dasar (ISD) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kedua-keduanya mempunyai persamaan dan perbedaan.

Adapun persamaan antara keduanya adalah :

1. Kedua-duanya merupakan bahan studi untuk kepentingan program pendidikan/pengajaran.

2. Keduanya bukan disiplin ilmu yang berdiri sendiri.

3. Keduanya mempunyai materi yang terdiri dari kenyataan sosial dan masalah sosial.

Adapun perbedaan antara keduanya adalah :

4. Ilmu Sosial Dasar diberikan dalam Perguruan Tinggi, sedangkan Ilmu   Pengetahuan Sosial diberikan di Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan.

5.  Ilmu Sosial Dasar merupakan satu mata kuliah tunggal, sedangkan Ilmu Pengetahuan      Sosial merupakan kelompok dari sejumlah mata pelajaran 

6. Ilmu Sosial Dasar diarahkan kepada pembentukan sikap dan kepribadian, sedangkan   Ilmu Pengetahuan Sosial diarahkan kepada pembentukan pengetahuan dan            keterampilan intelektual.

D. RUANG  LINGKUP  ILMU  SOSIAL  DASAR

Materi Ilmu Sosial Dasar terdiri atas masalah-masalah sosial.Untuk dapat menelaah masalah-masalah sosial, hendaknya terlebih dahulu kita dapat mengidentifikasi kenyataan-kenyataan sosial dan memahami sejumlah konsep sosial tertentu.Ilmu Sosial Dasar dibedakan menjadi tiga golongan yaitu :

1.  Kenyataan-kenyataan sosial yang ada dalam masyarakat adalah masalah  sosial           tertentu, contohnya karena adanya perbedaan latar belakang disiplin ilmu atau sudut pandangnya.


2.  Konsep-konsep sosial atau pengertian-pengertian tentang     kenyataan-kenyataan sosial adalah masalah-masalah sosial yang dibahas dalam Ilmu Pengetahuan Sosial.

3. Konsorsium Antar Bidang telah menetapkan bahwa perkuliahan ilmu sosisal dasar           
 terdiri dar 8 (delapan) pokok bahasan anatara lain yaitu :

a. Berbagai masalah kependudukan dalam hubunganya dengan  perkembanga masyarakat dan kebudayaan.

b. Masalah idividu, keluarga dan masyarakat.

c. Masalah pemuda dan sosialisasi.

d. Masalah hubungan antara warga negara dan negara.

e.    Masalah pelapisan sosial dan kesamaan derajat.

f.       Masalah masyarakat perkotan dan masyarakat pedesa

02. PENDUDUK, MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN


Pertumbuhan Penduduk dan Migrasi
Penduduk Dunia dan Masalahnya
Peningkatan jumlah penduduk / kelebihan penduduk Disebabkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu kedokteran, sehingga kesehatan penduduk lebih terjamin, dan tingkat kematian bayi rendah.
Akibatnya yaitu: pengangguran (akibat langsung), dan kriminalitas (akibat tidak langsung)
 
Kekurangan Penduduk (dialami Negara-negara Eropa Barat) Yaitu kekurangan penduduk berusia muda sebagai generasi penerus. 
Sebabnya yaitu: lebih mengutamakan pekerjaan / karir dan mampu menyeimbangkan jumlah penduduk

Pendidikan dan Kesehatan di Negara-negara Berkembang
Pendidikan, Kurangnya pendidikan bagi anak usia sekolah. 

Penyebab: Kemiskina , Terikat dalam kerja rumah tangga , Kekurangan bangunan sekolah dan pengajar, Tidak memiliki sekolah dasar

08. ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN KEMISKINAN


1. ILMU PENGETAHUAN
Di kalangan ilmuwan ada keseragamanpendapat , bahwa ilmu itu selalutersusun dari pengetahuan secara teratur, yang diperoleh dengan pangkal tumpuan ( obyek ) tertentu dengan sistematis, metodis, rasional/logis, empiris, umum, dan akumulatif.
2. TEKNOLOGI
Fenomena teknik pada masyarakat kini, menurut Sastrapratedja (1980 ) memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.Rasionalitas, tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional.
b. Artifisialitas, selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah.
c. Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan     ilaksanakan serba otomatis.
d. Teknis berkembang pada suatu kebudayaan.
e. Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung.
f. Universalisme, artinya teknik melampui batas-batas kebudayaan dan idiologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan.
g. Otonomi, artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.

3. ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN NILAI
Kaitan ilmu dan teknologi dengan nilai atau moral, berasal dari ekses penerapan ilmu dan teknologi sendiri. Dalam hal ini sikap ilmuwan dibagi menjadi dua golongan :
1) Golongan yang menyatakan ilmu dan teknologi adalah bersifat netral terhadap nilai-nilaibaik secara ontologism maupun secara aksiologis. Golongan ini berasumsi bahwa kebenaran itu dijunjung tinggi sebagai nilai, sehingga nilai-nilai kemanusiaan lainnya dikorbankan demi teknologi.
2) Golongan yang menyatakan bahwa ilmu dan teknologi itu bersifat netral hanya dalam batas-batas metafisik keilmuwan, sedangkan dalam penggunaan dan penelitiannya harus berlandaskan pada asas-asas moral. Golongan ini berasumsi bahwailmuwan telah   mengetahui ekses-ekses yang terjadi apabila ilmu dan teknologi
4. KEMISKINAN
Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Garis kemiskinan, yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi tiga hal:
1) Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan.
2) Posisi manusia dalam lingkungan sekitar.
3) Kebutuhan obyektif manusia untuk untuk bisa hidup secara    manusiawi.